BMW baru-baru ini meluncurkan model listrik generasi berikutnya, yaitu BMW iX3, yang menjadi model perdana dari platform “Neue Klasse” mereka. Model ini diumumkan untuk produksi pada akhir 2025 dan peluncuran di Eropa pada Maret 2026, dengan jangkauan lebih dari 800 km dan kemampuan pengisian ultra-cepat—lebih dari 370 km hanya dalam 10 menit. Ini menandakan langkah besar BMW dalam menghadapi pasar kendaraan listrik dan persaingan dengan produsen terutama dari Tiongkok.

Di sisi keuangan dan operasional, BMW menghadapi tantangan cukup besar: perusahaan memperingatkan bahwa perang tarif global akan memukul laba mereka hingga sekitar €1 miliar, setelah keuntungan di 2024 menurun sekitar 36 % menjadi €11 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini dipicu oleh bea masuk dan tarif terhadap kendaraan listrik ekspor, serta hambatan di pasar Tiongkok yang menjadi pasar penting BMW.

Tak hanya itu, BMW juga dilaporkan tengah mengembangkan SUV off-road baru dengan nama kode “G74” yang ditujukan untuk menyaingi model legendaris seperti Mercedes‑Benz G‑Class. Mobil ini akan berplatform basis dari SUV BMW X5, diproduksi di AS, dan diperkirakan hadir pada paruh kedua 2029. Ini menunjukkan bahwa BMW tak hanya fokus ke kendaraan listrik dan urban, tetapi juga ingin memperkuat segmen performa tinggi dan off‐road.

Dari sudut strategi global, BMW juga terus memperkuat basis produksi dan rantai pasokannya di Asia Tenggara — termasuk investasi di Thailand dan produksi lokal untuk model SUV mereka — sebagai langkah untuk mengurangi risiko tarif dan memperkuat penetrasi pasar Asia. Dengan kombinasi produk baru, tantangan ekonomi, serta perluasan global, BMW saat ini tengah berada di persimpangan antara mempertahankan warisan merek premium dan adaptasi besar terhadap era kendaraan listrik dan digital.