Hyundai baru-baru ini mengumumkan pembangunan fasilitasi produksi sel bahan bakar hidrogen senilai sekitar 930 miliar won (~US $654 juta) di Ulsan, Korea Selatan. Fasilitas seluas 43.000 m² ini akan digunakan untuk memproduksi sel bahan bakar dan elektroliser yang nantinya dipakai tidak hanya untuk mobil penumpang, tetapi juga truk komersial, bus, mesin konstruksi, dan kapal. Pembangunan dijadwalkan selesai pada 2027 — sebuah langkah yang mencerminkan komitmen Hyundai dalam mobilitas berbasis hidrogen dan transisi ke teknologi masa depan.

Di sisi lain, Hyundai juga menampilkan konsep baru yaitu Hyundai Ioniq 9BigTime Off-Road Concept” pada ajang SEMA Show 2025, yang mengubah SUV listrik tiga baris menjadi kendaraan off-road tangguh.Konsep ini menunjukkan bahwa Hyundai ingin memperluas cakupan EV mereka — bukan hanya untuk jalanan perkotaan, tetapi juga untuk aktivitas petualangan dan modifikasi khusus penggemar. Ini menandakan bahwa brand ini sedang mengeksplorasi sub-segmen yang lebih spesifik dalam pasar mobil listrik.

Namun, Hyundai juga menghadapi sorotan negatif: di Inggris dilaporkan bahwa model ‎IONIQ 5 mereka rentan terhadap pencurian “dalam hitungan detik” menggunakan perangkat yang meniru kunci elektronik. Seorang pengguna mengajukan tuntutan karena merasa perusahaan gagal memberi peringatan terhadap kerentanan tersebut. Hyundai mengakui bahwa masalah ini adalah tantangan industri yang luas dan berjanji melakukan pembaruan perangkat lunak dan sistem keamanan, tetapi tidak berencana melakukan recall massal untuk saat ini.

Di Asia Tenggara, khususnya India, Hyundai juga melakukan perubahan struktural manajemen: Hyundai Motor India Ltd. menunjuk Sunil Moolchandani sebagai Function Head – National Sales, dalam rangka memperkuat posisi pasar dan efisiensi operasional. Dengan pemimpin yang baru, perusahaan berharap dapat menjaga momentum pertumbuhan di pasar India yang terus berkembang, di tengah persaingan yang makin ketat dari merek-lain dan perubahan regulasi otomotif global.