Nissan semakin agresif menggarap mobil listrik di Indonesia dan global. Di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025, Nissan menampilkan jajaran e-POWER seperti Serena e-POWER dan Kicks e-POWER, menegaskan komitmen mereka menghadirkan teknologi ramah lingkungan yang efisien tanpa harus tergantung charging penuh.Strategi ini sejalan dengan misi Nissan untuk membuat elektrifikasi makin relevan bagi konsumen lokal.
Di pasar global, Nissan juga memperkenalkan sedan listrik N7 hasil kolaborasi dengan Dongfeng di Cina. Mobil ini diproduksi dengan platform modular EV dan sudah mulai dikirimkan sejak Mei 2025, menjadikannya bagian penting dari ekspansi Nissan di segmen EV menengah.
Tapi, tidak semua kabar positif: Nissan memproyeksikan kerugian operasional besar pada tahun fiskal 2025, sekitar 275 miliar yen (±Rp 29,8 triliun), akibat tekanan ekonomi dan strategi bisnis yang agresif. Jumlah karyawan juga terpangkas — perusahaan mengumumkan pemangkasan hingga 20.000 pekerja sebagai bagian dari efisiensi operasional.
Dalam jangka menengah, Nissan masih tetap mempertahankan fokus elektrifikasi lewat rencana peluncuran model baru: sesuai roadmap “The Arc”, mereka akan meluncurkan hingga 30 model baru sampai 2026, dengan sebagian besar menggunakan teknologi hybrid atau listrik. Namun, di sisi lain, produksi model EV tertentu menghadapi tantangan: misalnya, laporan menyebut produksi Nissan LEAF baru dipangkas karena masalah baterai.