BMW Group baru‑baru ini melaporkan hasil kinerja yang cukup tangguh di tengah tantangan global. Di kuartal pertama 2025, meskipun penjualan global menurun sedikit (‑1,4 %), penjualan mobil listrik murni (BEV) melonjak sebesar 32,4 %. Sementara itu, di pasar Eropa BMW mencatat peningkatan penjualan +6,2% dan di Amerika Serikat +4,0% untuk periode yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa strategi elektrifikasi dan diversifikasi produk mereka mulai memberi hasil yang nyata.

Namun demikian, BMW juga menghadapi hambatan besar dari kondisi eksternal. Perusahaan memperingatkan bahwa perang tarif global—dengan beban tarif impor dari Tiongkok, AS dan bahan baku aluminium—diprediksi akan menekan keuntungan hingga sekitar €1 miliar pada tahun ini. Hal ini memang menambah tekanan pada industri otomotif premium yang sudah menghadapi perlambatan di beberapa pasar seperti China.

Di sisi produk dan teknologi, BMW telah mengumumkan strategi besar yang diberi nama Neue Klasse (“kelas baru”), di mana model pertama yang akan meluncur adalah BMW iX3. Model ini akan membuka rangkaian sekitar 40 model baru atau diperbarui hingga tahun 2027, dan menandakan akselerasi BMW dalam elektrifikasi, digitalisasi dan desain ulang manufaktur. Sebagai tambahan, BMW juga menjalin kerja sama dengan Huawei untuk integrasi sistem konektivitas cerdas di mobil‐mobil yang diproduksi di China mulai tahun 2026.

Lewat kombinasi peningkatan penjualan mobil listrik, strategi produk revolusioner dan adaptasi teknologi baru, BMW tampaknya ingin menjaga posisi sebagai pemain utama di segmen premium otomotif global. Meski menghadapi tantangan eksternal seperti tarif dan perlambatan pasar tertentu, perusahaan tampak yakin dengan peta jalan mereka untuk jangka menengah. Bagi para konsumen dan penggemar merek, hal ini berarti akan muncul banyak inovasi menarik dari BMW dalam beberapa tahun ke depan.