Mercedes-Benz menghadapi tekanan finansial yang cukup serius untuk tahun 2025. Perusahaan memproyeksikan margin keuntungan (return on sales) hanya berkisar antara 6 % hingga 8 % — turun dibandingkan tahun sebelumnya. Mereka juga mulai memindahkan sebagian produksi ke lokasi dengan biaya lebih rendah (misalnya ke Hungaria) untuk mengurangi beban operasional dan menjaga daya saing.
Di sisi produk dan teknologi, Mercedes-Benz baru saja memulai peluncuran program besar-besaran yang mencakup banyak model baru hingga tahun 2027. Contohnya, model baru seperti generasi ketiga CLA dibangun di atas platform modular MMA, yang akan mendukung versi mesin bensin dan listrik secara paralel. Hal ini menunjukkan bahwa brand ini berusaha menyelaraskan antara masa depan elektrifikasi dan realitas pasar saat ini.
Untuk komitmen terhadap lingkungan dan produksi yang lebih berkelanjutan, Mercedes turut bergabung dalam inisiatif global seperti Renewable Carbon Initiative (RCI) untuk mengganti karbon fosil dalam produksi dengan bahan terbarukan dan daur ulang. Selain itu, perusahaan juga mulai menggunakan robot humanoid di pabrik sebagai bagian dari otomatisasi dan efisiensi manufaktur.
Terakhir, di pasar Amerika Utara, Mercedes-Benz mengumumkan bahwa mereka akan memperluas markas besarnya di Georgia (AS) dengan menambah sekitar 500 pekerjaan dan mendirikan pusat riset & pengembangan baru. Di sisi lain, untuk pasar EV mereka di AS—terdapat pemangkasan harga besar-besaran pada lini “EQ” serta penghentian produksi model tertentu di AS mulai September 2025 — yang memperlihatkan adaptasi merek ini terhadap kondisi pasar mobil listrik yang semakin kompetitif.