Porsche baru-baru ini mengumumkan pergantian kepemimpinan puncak: mulai 1 Januari 2026, Michael Leiters akan menjadi CEO Porsche, menggantikan Oliver Blume yang selama ini juga menjabat CEO di induk perusahaan Volkswagen Group. Pergeseran ini dilakukan di tengah kompleksitas restrukturisasi internal dan tekanan dari investor yang berharap adanya kepemimpinan yang lebih fokus untuk Porsche.

Dari sisi penjualan, Porsche mencatat penurunan global: dalam tiga kuartal pertama 2025, total penjualan global turun sekitar 6 % dibanding tahun sebelumnya, dengan penurunan yang cukup tajam di pasar China — sekitar 26 %. Meski demikian, di pasar Amerika Serikat Porsche masih relatif kuat dengan kenaikan sekitar 5 % untuk periode yang sama. Tantangan di China antara lain karena persaingan yang semakin kuat dari merek lokal dan perubahan permintaan konsumen terhadap mobil listrik (EV).

Secara strategi produk, Porsche melakukan perubahan arah yang cukup signifikan: mereka menunda peluncuran beberapa model listrik murni (EV) yang sebelumnya direncanakan, dan juga memperpanjang usia model-mesin pembakaran (combustion) seperti Panamera dan Cayenne hingga dekade berikutnya. Langkah ini merupakan respons terhadap permintaan pasar yang berubah dan tekanan eksternal terhadap industri otomotif khususnya di segmen mewah dan kendaraan listrik. Kekhawatiran muncul bahwa Porsche harus menjaga identitas sporty – mewahnya sambil juga beradaptasi dengan tren elektrifikasi.

Di dunia balap, Porsche juga membuat gebrakan yaitu menarik diri dari program pabrikan secara penuh di ajang FIA World Endurance Championship (WEC) dengan mobil Hypercar mereka setelah musim 2025. Porsche akan memfokuskan sumber dayanya ke ajang seperti IMSA WeatherTech SportsCar Championship dan Formula E World Championship. Keputusan ini menunjukkan bahwa Porsche sedang menyusun ulang portofolio balapnya seiring dengan strategi korporasi yang lebih luas serta tekanan finansial yang makin besar.