Perusahaan Apollo Tyres menghadapi tahun keuangan yang menantang. Untuk FY25, Apollo mencatat pertumbuhan pendapatan konsolidasi hanya sebesar 3 % menjadi sekitar ₹26.123 crore, dengan laba bersih turun signifikan menjadi sekitar ₹1.121 crore dari ₹1.722 crore sebelumnya. Chairman perusahaan, Onkar Kanwar, menyatakan bahwa perusahaan tetap optimistis meskipun kinerjanya belum sesuai harapan di pasar India dan Eropa. Tantangan utama yang dihadapi antara lain tingginya biaya bahan baku, volatilitas harga karet alam dan kondisi persaingan yang ketat.
Di sisi inovasi produk dan keberlanjutan, Apollo juga melakukan langkah‑strategis yang patut diperhitungkan. Mereka mengembangkan ban kendaraan penumpang yang mengandung hingga 75 % bahan berkelanjutan—termasuk bahan bio‑based dan daur ulang—sebagai bagian dari target mereka untuk menggunakan 40 % bahan terbarukan atau daur ulang pada 2030. Selain itu, perusahaan menggandeng mitra penelitian untuk menemukan alternatif karet alam dan bahan yang lebih ramah lingkungan guna mengatasi tekanan biaya dan dampak lingkungan. Ini menunjukkan bagaimana Apollo berusaha memposisikan diri tidak hanya sebagai pembuat ban konvensional, tetapi sebagai pemain yang menyiapkan diri untuk era mobilitas berkelanjutan.
Dalam hal strategi pemasaran dan visibilitas merek, Apollo melakukan terobosan penting. Baru‑baru ini perusahaan menandatangani kesepakatan sponsornya yang cukup besar: mereka menjadi sponsor jersey tim kriket nasional India hingga Maret 2028 dengan nilai kontrak sekitar ₹579 crore, atau sekitar ₹4,5 crore per pertandingan. Vice Chairman & MD Neeraj Kanwar membela bahwa investasi tersebut bukanlah terlalu mahal mengingat “premium” yang melekat pada properti olahraga sebesar ini. Ini menunjukkan bagaimana Apollo ingin memperkuat brand awareness dan mendapatkan keunggulan dalam persaingan pasar ban di India.
Meski terdapat banyak langkah positif, perusahaan tetap memiliki sejumlah tantangan ke depan. Di antaranya adalah pencapaian profitabilitas yang konsisten, kontrol biaya bahan baku, dan berhasilnya ekspansi kapasitas produksi—seperti investasi dalam peningkatan kapasitas ban mobil penumpang di pabrik Hungary dan Andhra Pradesh yang disebutkan oleh Onkar Kanwar. Untuk sektor produk baru yang berbahan berkelanjutan, pengujian dan penerimaan pasar menjadi kunci. Jika semua bisa berjalan sesuai rencana, Apollo memiliki potensi untuk tumbuh dalam jangka menengah, namun jika tidak, tekanan persaingan dan kenaikan biaya bisa terus membebani kinerjanya.