Bugatti telah menyatakan bahwa seluruh kapasitas produksinya untuk beberapa tahun ke depan telah terjual penuh — khususnya untuk model hypercar baru Bugatti Tourbillon yang dibatasi hanya 250 unit, sehingga pemesanan baru hanya dapat dilayani paling cepat tahun 2029. Strategi ini menunjukkan bahwa Bugatti mengedepankan eksklusivitas tinggi dan menjaga nilai brand mereka di segmen ultra-mewah, meskipun pasar otomotif global sedang banyak tantangan.

Di ranah produk, Bugatti sedang dalam transisi besar — Tourbillon yang akan memulai produksi pada 2026 menggunakan powertrain hybrid yang menggabungkan mesin V16 dan motor listrik, menandakan peralihan dari era mesin W16 tradisional. Model ini akan menjadi simbol perjalanan Bugatti ke masa depan, sambil tetap mempertahankan warisan performa ekstrem mereka.

Dari sisi gaya hidup dan diversifikasi brand, Bugatti juga memperluas lini bisnisnya ke luar hanya otomotif. Contohnya, koleksi furnitur “Bugatti Home” dipamerkan di Paris untuk pertama kalinya Januari 2025, serta kolaborasi lain seperti lini eyewear yang diluncurkan di SILMO 2025. Ini menunjukkan bahwa Bugatti ingin menjadi merek “luxury lifestyle” secara keseluruhan, bukan hanya pembuat mobil super.

Terakhir, isu kepemilikan dan kontrol strategis juga muncul — laporan menyebut bahwa Rimac Group, pemegang mayoritas saham di joint venture Bugatti Rimac, mempertimbangkan untuk membeli sisa saham dari Porsche AG (45 %) untuk memperoleh kontrol penuh atas merek Bugatti. Jika terjadi, ini bisa memicu perubahan arah strategis dan teknologi yang lebih agresif bagi Bugatti ke depan.

Kalau kamu mau, saya bisa cari berita terkini Bugatti khusus untuk pasar Asia Tenggara/Indonesia (distribusi, servis, aktivitas lokal) — mau saya lanjut?