McLaren baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan bergabung ke ajang FIA World Endurance Championship (WEC) mulai musim 2027 dengan kategori Hypercar, dan sekaligus akan kembali ikut ke ajang legendaris 24 Hours of Le Mans.Hal ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat reputasi mereka di dunia balap selain ajang F1, dan menunjukkan bahwa McLaren ingin mengejar prestasi lebih luas dari sekadar mobil jalan raya.
Dari sisi bisnis, McLaren telah mengalami restrukturisasi besar. Pemilik baru dari Abu Dhabi lewat CYVN Holdings bersama dana kekayaan Bahrain, telah mengambil alih kepemilikan penuh di divisi balap mereka, yakni McLaren Racing, dalam transaksi yang menilai tim tersebut lebih dari 4 miliar USD. Struktur kepemilikan yang disederhanakan ini diyakini akan mempercepat pengambilan keputusan dan mendukung pertumbuhan jangka panjang McLaren di semua segmen.
Selain balap, fokus McLaren dalam mobil jalan raya juga sedang bergeser. Mereka melakukan merger dengan startup EV Inggris bernama Forseven untuk membentuk entitas baru bernama McLaren Group Holdings. Melalui langkah ini, McLaren tidak hanya akan melanjutkan produksi supercar tradisionalnya, tetapi juga akan memasuki segmen baru seperti SUV dan kendaraan listrik — sebuah perubahan besar bagi merek yang sebelumnya dikenal hanya untuk supercar bermesin tengah.
Dampak lokal di kawasan Asia Tenggara juga mulai terlihat. Sebagai contoh, McLaren memperluas layanan purna-jual mereka di Kamboja melalui perwakilan dari wilayah Vietnam, sehingga pelanggan McLaren di Kamboja kini dapat memperoleh perawatan dan suku cadang asli dari jaringan resmi regional. Hal ini menunjukkan bahwa selain pengembangan produk dan balap, McLaren juga memperkuat aspek layanan global mereka — sebuah sinyal bahwa mereka melihat pertumbuhan pasar eksotis dan negara berkembang sebagai bagian dari strategi mereka.