Pada skala global, penjualan kendaraan listrik terus melonjak signifikan di 2025. Menurut data dari riset industri, penjualan EV di paruh pertama 2025 naik sekitar 28 % dibanding periode sama tahun lalu, dengan total sekitar 9,1 juta unit terjual. Penjualan ini dipimpin oleh pasar besar seperti China dan Eropa, yang bersama-sama menyumbang sebagian besar pertumbuhan global.

Di tengah lonjakan global, perusahaan-perusahaan EV menghadapi persaingan dan dinamika pasar yang makin ketat. Sebagai contoh, BYD dikenal sebagai pemimpin pasar EV dunia — melaporkan penurunan penjualan untuk bulan ketiga berturut-turut pada Desember 2025, akibat persaingan yang meningkat dari rival-rival dan kondisi pasar yang berubah. Sementara itu, peningkatan adopsi EV global telah mendorong pertumbuhan pasar baterai EV — proyeksi menunjukkan pasar baterai EV akan terus membesar seiring meningkatnya jumlah kendaraan listrik.

Fokus pada kawasan Asia Tenggara dan negara-negara berkembang, ada pergeseran strategis produksi dan distribusi kendaraan listrik. Misalnya di Indonesia, produksi mobil listrik ORA 03 resmi dimulai di pabrik di Bogor — menandai bahwa negara-negara di kawasan ini tidak cuma menjadi konsumen, tapi juga basis produksi EV. Hal ini menunjukkan bahwa adopsi EV bukan lagi sekedar soal import kendaraan, melainkan juga pengembangan ekosistem EV yang lebih mendalam di kawasan Asia.

Meski tren global menunjukkan pertumbuhan dan ekspansi besar, ada tantangan dan kontraksi tertentu di pasar — terutama terkait daya beli, persaingan, dan kecepatan adopsi konsumen. Penurunan penjualan di perusahaan besar EV menunjukkan bahwa transisi menuju elektrifikasi tidak selalu mulus. Namun, karena pasar tetap tumbuh, terutama di wilayah dengan regulasi mendukung dan kebijakan insentif, prospek jangka menengah-panjang bagi kendaraan listrik tetap kuat.